“Labil”
sebuah kata yang mungkin tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi dalam
kehidupan remaja zaman sekarang, istilah ini sangat sering di gunakan sebagai
sebutan bagi orang yang plin-plan. Tidak hanya dengan teman sebaya, bahkan para
remaja dengan lihainya melontarkan perkataan tersebut pada siapa saja yang
mereka plin-plan dalam mengambil keputusan.
Kenyataannya,
memang rata-rata para remaja sering labil, karena emosi yang belum bisa di
control dengan sempurna. Dari beberaoa sumber yanga saya baca, penyebab
labilnya remaja adalah karena ketidakseimbangan hormon. Kesetidakseimbangnya
hormon ini membuat gejolak di dalam tubuh, dan berdampak pada mental remaja
itu, sehingga remaja sering moody, atau mood yang berubah sesuai dengan suasan
hati mereka. Jika mood sedang tidak bagus, dengan kata lain gejolak
kesetidakimbangan hormon ini terjadi, maka orang tersebut akan mudah emosi dan bahkan
menyebabkan stress.
Jika di
bandingkan dengan remaja zaman dulu, sedikit berbeda dengan remaja zaman
sekarang. Selain kehidupan yang semakin modern dan masuknya budaya asing ke
kehidupan zaman sekarang, zat kimia juga berpengaruh besar terhadap
perkembangan hormon. Zat kimia tidak hanya karena pencemaran, tapi juga dari
zat makanan. Tersebarnya junk food dimana-mana di dukung dengan banyaknya orang
yang memilih hidup praktis menjadi penyebab zat kimia tersebar dengan mudahnya.
Tidak hanya makanan, zat kimia juga terdapat pada produk kecantika yang tidak
bisa lepas dengan kehidupan remaja wanita.
Gejala
kesetidakimbangan hormon, tidak hanya di tunjukkan dengan labilnya kelakuan
remaja, tapi kegemukan(obesitas) juga termasuk gejala kesetidakimbangan hormon.
Karena kelenjar adrenal yang berfungsi untuk mengatur hormon, mendapat tekanan
karena stres. Kelenjar adrenal yang tertekan ini akan menghasilkan kortisol
dengan jumlah besar dan menurukan produksi progesteron, lalu menyebabkan
retensi lemak yang banyak, sehingga terjadilah obesitas.
0 komentar:
Posting Komentar