Pages

Minggu, 02 Desember 2012

The Languange of New Media

Masih berhubungan dengan New Media, Lev Manovich seorang professor Computer Science di City University of New York, menerbitkan buku dengan judul The Language of New Media. Pokok bahasan utama pada buku ini adalah 5 prinsip dasar dari New Media, yaitu :
1.      NUMERICAL REPRESENTATION
Pengaplikasian matematika dalam media. New Media adalah media yang dibuat dengan kode digital, yaitu memakai representasi matematis. Hal ini membuat New Media dapat dideskripsikan secara formal / matematis. Obyek new media adalah subyek dari manipulasi alogaritma artinya new media selalu dikonvergensikan dengan ilmu matematis.
2.       MODULARITY
Menjelaskan media yang didalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen. Itu artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa media dijadikan satu. Jadi modularity adalah obyek new media terdiri dari bagian-bagian independen, yang masing-masing kembali terdiri dari bagian-bagian independen yang lebih kecil (berlapis-lapis) dan seterusnya hingga ke “atom” terkecil – pixel, poin 3-D, atau karakter teks.
3.       AUTOMATION
Dalam Automation ini, sifat otomatis new media terbagi menjadi 2, yaitu Low-Level Automation dan High-Level Automation.
Low-Level Automation bekerja dengan mengubah atau menciptakan perubahan dari sketsa suatu obyek dengan memakai template atau alogaritma sederhana, contohnya program edit gambar seperti Photoshop dapat dengan otomatis memperbaiki gambar hasil scan, membersihkan gambar dan meningkatkan kontras gambar.
High-Level Automation mengharuskan komputer untuk memahami beberapa tingkatan (komputer memahami semantik / bahasa). Contoh media yang telah memakai High-Level Automation adalah Smart Camera.
4.      VARIABILITY (Satu new media, tercipta dan dapat diaplikasikan dalam berbagai versi)
Ini merupaan dampak lain dari Numerical dan Modularity.Oleh sebab itu, Varability tidak mungkin terdapat jika tidak disertai dengan modularity (konvergensi media / penggabungan beberapa elemen media). Contoh variability dalam new media, yaitu adanya software Photoshop yang tercipta dalam berbagai bentuk, Adobe (CS, CS3, dll), Idesign, atau microsoft office tools.
5.      TRANSCODING (Menerjemahkan suatu elemen media ke format lainnya)
Transcoding merupakan prinsip new media terakhir yang membuat media dipandang sebagai sesuatu yang dapat berpikir karena adanya perkembangan logika media sehingga media memiliki pembauran makna dengan manusia (New media adalah media yang “cerdas seperti manusia” karena terus berkembang seturut perkembangan jaman).

 sumber :
http://luckymaharani.blogspot.com/2012/10/new-media_1.html

Sabtu, 01 Desember 2012

New Media : A Critical Introduction



          Banyak istilah baru tentang teknologi yang masih banyak belum di ketahui secara lengkap oleh masyarakat. Salah satu istilah yang menarik adalah New media. Dari namanya saja bisa membuat kita menyimpulkan bahwa istilah tersebut pasti bersangkutan dengan teknologi sebagai sebuah media atau pengantar informasi. New media ini mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai “media baru” adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak. Beberapa contoh dapat Internet,website, komputer multimedia,permainan komputer, CD-ROMS, dan DVD.
Dalam pencitraannya di khayalak ramai, new media harus mempunyai tahap pengenalan khusus yang di sebut Critical Intorduction. Critical Introduction pada new media adalah pengenalan yang komprehensif untuk sejarah, budaya, teknologi dan teori-teori media baru. Martin Lister menerbitkan sebuah buku tentang New Media : A Critical Introduction. Tujuan awal pembuatan buku ini di tujukan pada anak-anak ataupun siswa-siswi agar mereka mengerti dengan media-media teknologi yang selalu melakukan pembaruan.
Berhubungan dengan new media, twitter merupakan media sosial baru yang lagu maraknya di kalangan anak-anak hingga orang tua. Dari kalangan siswa SD sampai perusahaan-perusahaan besar. Twitter juga menjadi tempat berjualan secara online. Bahkan banyak akun yang memberikan tips-tips untuk para followersnya. Akan tetapi ini tetap tidak membuat twitter kehilangan fungsi utamanya sebagai social media. Meskipun twitter tidak memiliki fitur selengkap Facebook, seperti album foto, grup, kalender dan lain-lain, akan tetapi twitter lebih di perhatikan saat ini. Hal ini berhubungan dengan gaya hidup masyarakat Indonesia. Tak jarang trending topic dengan lingkup wilayah world wide, di buat oleh negara kita. Di mulai dengan peringatan hari-hari besar, tokoh-tokoh yang sering di bicarakan, dan banyak hal-hal lain yang terkadang tidak masuk akal.
Jika di pandang sisi positifnya, trending topic twitter yang di buat oleh masyarakat Indonesia, membuat banyak orang luar yang tau tentang perkembangan negara kita. Ada baiknya jika hal ini tidak hanya di lakukan di media sosial, akan tetapi di kehidupan nyata. Di mulai dari hal yang kecil Indonesia akan di kenal oleh masyarakat luar.


Sumber :
http://books.google.co.id/books/about/New_Media.html?id=gMx-AMRg3A0C&redir_esc=y